
Menurut Yusharmen, tembakau sebagai penuebab utama kematian di dunia bisa dicegah. Dengan demikian prediksi bahwa kematian pada tahun 2020 akan mendekati 2 kali jumlah kematian saat ini tidak akan terjadi.
"Saat ini ada 900 juta perokok dunia, atau 84 persen, hidup di negara-negara berkembang atau transisi ekonomi termasuk Indonesia," ucap Yusharmen. Menghadapi persoalan ini, pihaknya mengimbau agar pemerintah, komunitas dan keluarga menyadari bahwa pengendalian masalah rokok sebagai masalah bersama. "Sasarannya adalah menyelamatkan mereka yang berisiko rokok, seperti anak-anak, remaja dan ibu hamil," tuturnya. Follow @yukitasantai