Pernahkah Anda merasa kegerahan meski berada di rumah yang cukup luas? Bisa jadi, itu karena desain rumah yang salah sejak awal. Seharusnya, rumah di Indonesia dibangun dengan konsep tropis yang mementingkan sirkulasi udara.
Sirkulasi udara yang baik merupakan kunci untuk mendapatkan rumah yang tak pengap dan panas. Artinya, rumah harus memiliki bidang yang ada lubangnya. ''Arah bukaan hendaknya menyilang terhadap ruangan,'' kata Ir Sulaiman Budhimulya.
Dulu, orang sering menyediakan ventilasi bawah yang berjarak sekitar 20 cm dari lantai. Belakangan, cara ini mulai ditinggalkan. ''Padahal secara prinsip, ventilasi bawah memang efektif. Udara panas didesak ke atas hingga penghuni rumah tidak terlalu gerah,'' ungkap Sulaiman.
Ditinggalkannya ventilasi bawah, lanjut Sulaiman, didasarkan pada alasan khusus. Rumah-rumah di Indonesia kurang cocok memakai ventilasi bawah. ''Untuk aplikasi sekarang sulit. Soalnya, di sini banyak tikus. Kalau dipasang ventilasi bawah malah menjadi jalan masuk tikus. Repot jadinya.''
Masih menyangkut ventilasi, luas bidang bukaan juga mempengaruhi panas tidaknya ruangan. Luas ruangan harus dipertimbangkan saat akan membuat jendela dan kisi-kisinya. ''Ada hitung-hitungannya sesuai dengan volume ruang,'' imbuh Sulaiman.
Bidang bukaan yang besar -- seperti di rumah-rumah peninggalan Belanda -- membuat udara di dalam ruang menjadi tidak terlampau panas. Setidaknya, hawanya nyaris sama dengan udara di luar. ''Jendela besar tetapi lubang ventilasinya kecil tak akan ada gunanya,'' ujar Sulaiman.
Keberadaan ventilator di atap juga diperlukan untuk mengurangi panas ruang. Ventilator bekerja untuk memperlancar sirkulasi udara di bawah atap. ''Alat ini dipasang di atas plafon, di bawah atap,'' kata Sulaiman.
Alat pendingin ruangan sebetulnya bisa saja dipasang untuk menghilangkan hawa panas. Tetapi, itu bukan solusi paripurna. ''Ventilator tetap diperlukan pada ruangan ber-AC. Jika tidak, AC akan bekerja lebih berat. Soalnya, hawa atas ruang sangat panas,'' papar Sulaiman.
Selain pemasangan AC, peletakan tanaman di dalam ruang juga dapat membantu penyegaran hawa dalam ruang. Oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada tanaman dijamin membuat ruangan terasa lebih sejuk di siang hari. Tentunya, tanaman yang dipilih mestilah serasi dengan ruangan. Meski begitu, penempatan tanaman di dalam ruang juga bukan solusi. Tanaman pun tak bisa terlalu banyak dipajang di dalam rumah. Kalau terlampau banyak, ia tidak dapat tumbuh dengan baik.
Tanaman hias juga tidak disarankan untuk diletakkan di ruang yang gelap dan lembab. Untuk dapat tumbuh subur, tanaman memerlukan paparan sinar matahari dan udara. Jadi, pastikan rumah Anda memiliki jendela yang tembus cahaya dan memungkinkan udara bersirkulasi.
Alternatif lain ialah pemasangan exhaust fan. Tetapi, alat ini sifatnya sebatas mempercepat sirkulasi udara. ''Untuk menghindari panas dan pengapnya ruang prinsipnya ialah memperhatikan jalan keluar-masuknya udara. Jadi, exhaust fansaja tanpa ventilasi tak banyak membantu,'' cetus Sulaiman.
Sementara itu, pemasangan pergola di luar ruang dianggap Sulaiman tidak begitu mempengaruhi suhu di dalam ruang. Pergola hanya akan memberikan keteduhan di bawahnya. ''Tidak lebih dari itu,'' komentarnya.
Di masyarakat masih terdapat pemahaman yang salah tentang cara mendapatkan ruangan yang tidak panas. Mereka pikir, tingginya langit-langit akan berpengaruh. ''Rumah yang tingginya tujuh meter tetapi jendelanya ditutup tetap akan panas. Sebaliknya, rumah yang tingginya hanya tiga meter tetapi memiliki bukaan jendela di dua sisi pasti akan terasa lebih sejuk,'' kata Sulaiman.
Follow @yukitasantai