Rattanaphorn Thupbumrung, pemimpin tim pencak silat Thailand, mengaku belum pernah melihat kejadian seperti ini dalam pertandingan silat. "Keputusan wasit tak adil untuk semuanya kecuali bagi tuan rumah," kata dia. Pesilat Indonesia Dian Kristanto dituding hanya menunggu wasit asal Singapura Jasni Salam memberikan poin untuknya.

Kepada Yahoo!, ketua penyelenggara cabang pencak silat Bambang Rus Effendi mengatakan, aksi Dian Kristanto hendaklah dipahami sebagai strategi. Di babak sebelumnya, Dian sudah berfokus menaklukkan pesilat Vietnam. "Mereka itu menjadi momok," kata dia, Senin (21/11). Lewat dari Vietnam, dengan kondisi sudah cukup lelah, maka Dian diminta mengejar poin di dua babak pertama di final melawan Thailand.
Dengan poin terkumpul di dua babak pertama, kata Bambang, Dian tinggal berfokus untuk tetap berdiri di babak ketiga. Jadi, Bambang melanjutkan, ketika Dian berlari hingga berlindung di belakang wasit, itu pun bagian dari strategi. "Saat itu, kalau Anda lihat, pennya sudah keluar dari lututnya," kata Bambang.
Ada pun pen itu terkait cidera Dian. Sekitar dua-tiga tahun lalu, Dian mengalami putus pada ligamen salah satu lututnya. "Cukup parah. Dia mestinya tak boleh bertanding, tapi dia menjalani rehabilitasi sekitar dua tahun. Pada 2010, kami coba di Kejuaraan Dunia, dia menang," kata Bambang.
Berdasar pertimbangan prestasi itulah, kata Bambang, Dian kembali dipilih masuk tim nasional. Sakitnya sempat dikhawatirkan akan kambuh. Namun, pihak pelatnas tetap memutuskan menurunkan Dian. "Cadangan untuk kelas itu belum memadai, maka kami turunkan Dian yang tetap semangat," ujar dia.
Hasilnya memang Dian membawa emas untuk Indonesia.
Dalam video dibawah ini Dian Kristanto memakai ikat biru.
. Follow @yukitasantai